2 Inspirasi Alkitab. Charles C. Ryrie mendefinisikan inspirasi atau pengilhaman sebagai berikut: “Allah mengawasi sedemikian rupa sehingga para penulis Alkitab itu menyusun dan mencatat tanpa kekeliruan pesan-Nya kepada manusia dalam bentuk kata-kata pada penulisan aslinya.”
51 Ketika melihat orang banyak itu, Yesus naik ke atas bukit. Dan, setelah Dia duduk, murid-murid-Nya datang kepada-Nya. 5:2 Dan, Dia membuka mulut-Nya dan mengajar mereka, kata-Nya, 5:3 “Diberkatilah orang yang miskin dalam roh sebab mereka yang mempunyai Kerajaan Surga. 5:4 Diberkatilah mereka yang berdukacita sebab mereka akan dihibur.
Naomidalam bahasa Kristiani, artinya Kesukaan, keindahan. Karakter Naomi muncul dalam film Selamat Pagi, Malam (2014). Nama Naomi juga muncul dalam sinetron Diam-Diam Suka (2013). Karakter Naomi juga hadir dalam buku/novel Spring in London (2012); Naomi (2012); Operation: Break the Casanova’s Heart (2015).
AyatAlkitab tentang Pernikahan. 1. Matius 19:6. Ayat 6 : “ Jadi mereka bukan lagi dua, tetapi satu daging. Sebab itu, apa yang sudah dipersatukan Tuhan, jangan sampai diceraikan oleh manusia .”. Inilah ayat alkitab pertama yang sudah tidak asing lagi. Seperti yang sudah kita singgung sedikit di awal, dua orang yang sudah menikah bukan lagi
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. BAHAGIA, KEBAHAGIAAN Kebahagiaan adalah keadaan sejahtera yang relatif permanen, yang dicirikan oleh emosi yang berkisar dari rasa puas hingga sukacita yang dalam serta kuat ketika menjalani kehidupan, dan hasrat alami agar kesejahteraan itu terus berlanjut. Oleh karena itu, kebahagiaan berbeda dengan sekadar kesenangan, yang mungkin timbul melalui kontak dan stimulasi yang kebetulan. Kata Ibrani untuk ”berbahagia” adalah ʼeʹsyer Mz 404, sedangkan verba yang berkaitan adalah ʼasyarʹ, yang berarti ”menyatakan berbahagia”. Kej 3013 Istilah-istilah Ibrani ini digunakan sehubungan dengan manusia, dan sering memaksudkan hasil dari tindakan yang positif, misalnya bertindak dengan pertimbangan terhadap orang kecil atau memiliki rasa takut akan Yehuwa. Mz 411; 1121 Kata Yunani yang diterjemahkan ”bahagia” adalah makaʹrios. Kebahagiaan yang diuraikan dalam buku Mazmur dan Amsal, dan terutama yang dibicarakan Yesus Kristus dalam Khotbah di Gunung, dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris sering disebut ”sabda berkat” atau ”keadaan diberkati”. Namun, ”kebahagiaan” adalah terjemahan yang lebih tepat untuk istilah-istilah Alkitab yang digunakan, karena bahasa Ibrani maupun Yunani mempunyai kata yang berbeda untuk ”memberkati” Ibr., barakhʹ; Yn., eulogeʹo. Selain itu, ”diberkati” mengandung gagasan tindakan memberkati, sedangkan ”bahagia” mengingatkan kita kepada keadaan atau kondisi yang dihasilkan oleh berkat Allah. Banyak terjemahan modern menerjemahkan ʼasyarʹ dan makaʹrios menjadi ”bahagia”, ”kebahagiaan”. CK, JB, Ph, Ro, TEV, Yg, NW, dan lain-lain Di TB, makaʹrios diterjemahkan ”berbahagia” di Kisah 262 dan ”berbahagialah” di Roma 1422. Yehuwa dan Yesus Kristus. Yehuwa adalah ”Allah yang bahagia” dan Putra-Nya, Yesus Kristus, disebut sebagai ”satu-satunya Pemegang Kekuasaan yang berbahagia”. 1Tim 111; 615 Meskipun ada fakta bahwa kedaulatan Yehuwa ditantang karena munculnya kefasikan di surga maupun di bumi lihat YEHUWA, Ia yakin akan pelaksanaan maksud-tujuan-Nya; apa pun yang tidak selaras dengan kehendak-Nya tidak akan terlaksana. Yes 4610, 11; 5510, 11 Ia berpanjang sabar membiarkan keadaan-keadaan yang sebenarnya dapat Ia ubah dengan kuasa-Nya karena Ia memiliki maksud atau tujuan tertentu; oleh karena itu, Ia berbahagia. Rasul Paulus menulis, ”Allah, walaupun berkeinginan untuk mempertunjukkan murkanya dan menyatakan kuasanya, dengan banyak kepanjangsabaran mentoleransi bejana-bejana kemurkaan yang memang patut untuk dibinasakan, supaya ia dapat menyatakan kekayaan kemuliaannya atas bejana-bejana belas kasihan, yang ia persiapkan sebelumnya untuk kemuliaan.”—Rm 922-24. Oleh karena itu, sebagaimana dikatakan sang pemazmur, ”Kemuliaan Yehuwa akan ada sampai waktu yang tidak tertentu. Yehuwa akan bersukacita atas pekerjaannya.” Mz 10431 Ia adalah Pemberi yang terbesar dan utama, yang tidak pernah berubah atau membiarkan kemurahan hati-Nya dan sikap-Nya yang berbelaskasihan dan pengasih menjadi pahit karena kurangnya penghargaan di pihak makhluk-makhluk ciptaan-Nya. ”Setiap pemberian yang baik dan setiap hadiah yang sempurna berasal dari atas, karena itu turun dari Bapak terang surgawi, dan pada dia tidak ada perubahan karena perputaran bayang-bayang.” Yak 117 Putra-Nya, Yesus Kristus, yang menaruh keyakinan penuh kepada Bapaknya dan selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan Dia, berbahagia. Yoh 829 Bahkan ketika mengalami berbagai cobaan dan penderitaan, Yesus memiliki sukacita di dalam batinnya.—Ibr 122; bdk. Mat 510-12. Apa dasar kebahagiaan yang sesungguhnya? Semua kebahagiaan yang dijanjikan dalam Alkitab bergantung pada hubungan yang benar dengan Allah; semuanya itu terwujud berdasarkan kasih akan Allah dan dinas yang setia kepada-Nya. Kebahagiaan yang sejati tidak dapat dicapai selain melalui ketaatan kepada Yehuwa. Berkat-Nya sangat penting untuk terwujudnya kebahagiaan, sebagai salah satu ”pemberian yang baik” dan ”hadiah yang sempurna” dari-Nya. Kebahagiaan tidak bersumber dari penghimpunan kekayaan atau kekuasaan. Yesus mengatakan, ”Lebih bahagia memberi daripada menerima.” Kis 2035 Orang yang bertimbang rasa terhadap orang kecil, dan oleh karena itu menikmati kebahagiaan dalam memberi, dijanjikan, ”Yehuwa sendiri akan menjaga dia dan memelihara dia tetap hidup. Dia akan dinyatakan berbahagia di bumi.” Mz 411, 2 Hal-hal yang turut mendatangkan kebahagiaan sejati adalah pengetahuan tentang Yehuwa, hikmat dari-Nya, dan bahkan koreksi serta disiplin dari-Nya. Ams 26; 313, 18; Mz 9412 Orang yang sungguh-sungguh berbahagia percaya kepada Yehuwa Ams 1620, menyukai dan berjalan menurut hukum-Nya Mz 11, 2; 1121, menjalankan keadilan Mz 1063, dan takut akan Allah Mz 1281. Suatu Bangsa yang Berbahagia. Kebahagiaan bisa menjadi milik seluruh bangsa atau umat apabila bangsa itu benar-benar mengikuti Yehuwa sebagai Allahnya dan menaati hukum-hukum-Nya. Mz 3312; 14415 Setelah pemerintahan Daud yang adil-benar dan selama masa Raja Salomo mengikuti hukum Yehuwa, bangsa Israel menikmati keamanan dan kebahagiaan; mereka ”seperti butir-butir pasir yang ada di tepi laut banyaknya, mereka makan dan minum serta bersukacita”. 1Raj 420, 25; 108; 2Taw 97 Hal ini mempertunjukkan pengaruh pemerintahan yang adil-benar atas suatu bangsa. Bdk. Ams 292, 18. Yesus memperjelas tuntutan untuk memperoleh kebahagiaan nasional kepada orang-orang Yahudi yang nasionalistis yang berpikir bahwa karena mereka keturunan jasmani Abraham dan Yakub, mereka adalah ’bangsa yang berbahagia karena Allahnya ialah Yehuwa’. Mz 3312 Dengan jelas ia memberi tahu mereka bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari mereka dan ”diberikan kepada suatu bangsa yang menghasilkan buahnya”. Mat 2143 Belakangan, rasul Petrus menerapkan istilah ”bangsa” kepada pribadi-pribadi rohani yang dipersatukan dengan Kristus, dengan mengatakan, ”Kamu adalah ’ras yang dipilih, keimaman kerajaan, bangsa yang kudus, umat untuk milik yang istimewa, agar kamu menyiarkan keluhuran’ pribadi yang memanggilmu keluar dari kegelapan ke dalam terangnya yang menakjubkan.”—1Ptr 29. Nasihat Kristus tentang Kebahagiaan. Yesus secara mencolok membuka Khotbah di Gunung dengan menyebutkan satu per satu sembilan kebahagiaan, menyebutkan sifat-sifat yang membuat seseorang diperkenan Allah, dengan prospek mewarisi Kerajaan surga. Mat 51-12 Dalam semua kebahagiaan ini patut diperhatikan bahwa yang membawa berkat kebahagiaan bukanlah keadaan seseorang karena waktu dan kejadian yang tak terduga maupun tindakan-tindakan kemanusiaan yang mungkin dilakukan. Kebahagiaan sejati berasal dari hal-hal yang ada kaitannya dengan kerohanian, ibadat kepada Allah, dan penggenapan janji-janji Allah. Misalnya, Yesus mengatakan, ”Berbahagialah orang yang miskin dalam roh . . . ” KJ, atau, lebih mudah dimengerti jika diterjemahkan, ”Berbahagialah mereka yang sadar akan kebutuhan rohani mereka, karena kerajaan surga milik mereka.” Mat 53 Selanjutnya ia mengatakan, ”Berbahagialah mereka yang berkabung, karena mereka akan dihibur.” Mat 54 Pastilah, ia tidak membicarakan semua orang yang berkabung karena alasan apa saja. Perkabungan tersebut adalah yang disebabkan oleh kerohanian mereka yang miskin, keadaan mereka yang berdosa, dan keadaan-keadaan menyusahkan yang diakibatkan oleh dosa manusia, dan juga karena rasa lapar dan dahaga mereka akan keadilbenaran. Orang-orang yang berkabung seperti itu akan diperhatikan dan dikaruniai berkat dan kepuasan rohani oleh Allah, sebagaimana yang Yesus janjikan, ”Mereka akan dikenyangkan.”—Bdk. 2Kor 710; Yes 611-3; Yeh 94. Di buku Penyingkapan, Yesus Kristus, melalui malaikat-utusan, mengumumkan tujuh kebahagiaan. Pny 13; 1413; 1615; 199; 206; 227; 2214 Pada pendahuluan buku itu, dikatakan, ”Berbahagialah dia yang membaca dengan suara keras dan mereka yang mendengar perkataan nubuat ini, dan yang menjalankan hal-hal yang tertulis di dalamnya” Pny 13, dan pada penutupnya, ”Berbahagialah orang yang mencuci jubahnya, sehingga mereka memperoleh wewenang untuk pergi ke pohon-pohon kehidupan itu dan diperbolehkan masuk ke dalam kota itu [Yerusalem Baru] melalui gerbang-gerbangnya.”—Pny 2214. Perolehlah Kesenangan karena Yehuwa. Sebagai kesimpulan, jelaslah bahwa orang-orang yang mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ’bangsa kudus’ Allah 1Ptr 29, bersama semua orang yang bergabung dengan bangsa tersebut yang melayani dan mematuhi Yehuwa dari hati. Sang pemazmur mengatakan, ”Bersukacitalah karena Yehuwa, hai, orang-orang yang adil-benar, dan ucapkanlah syukur bagi peringatan yang kudus akan dia.” Mz 9712 Rasul Paulus mengumandangkan pengingat ini sewaktu menulis surat kepada sidang Kristen, ”Bersukacitalah selalu dalam Tuan. Sekali lagi kukatakan Bersukacitalah!” Flp 44 Oleh karena itu, manusia dapat menemukan kebahagiaan bukan dalam kekayaan atau hikmat, prestasi atau keperkasaan, melainkan dalam pengetahuan tentang Yehuwa, yang menasihati, ”Hendaklah orang yang berhikmat tidak membual karena hikmatnya, dan hendaklah orang yang perkasa tidak membual karena keperkasaannya. Hendaklah orang yang kaya tidak membual karena kekayaannya. Tetapi biarlah orang yang membual, membual karena hal ini, yaitu karena memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang aku, bahwa akulah Yehuwa, Pribadi yang menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih, keadilan dan keadilbenaran di bumi; sebab hal-hal inilah yang kusenangi.”—Yer 923, 24.
Bahagia dalam perspektif Alkitab ~ Landasan firman Tuhan untuk tema tersebut diambil dari Injil Lukas. Penulis Injil Lukas menegaskan demikian “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah” – Lukas 620. Ada tiga bagian dalam ayat ini yang perlu diperhatikan. Pertama-tama, berbahagialah’; kedua, orang miskin’; dan ketiga, kerajaan Allah’. 1. “Berbahagialah …” Bahagia itu mudah; kita semua tahu apa artinya bahagia. Kata berbahagia’ artinya bahagia’. Mzm. 11 dimulai dengan kata itu “Berbahagialah orang…”. Orang seperti apa? Di sepanjang Kitab Suci, kebahagiaan dijanjikan kepada orang-orang tertentu. Orang seperti apa yang bahagia? Orang yang bahagia adalah orang yang tidak berjalan menurut kefasikan, tetapi yang berjalan menurut kebenaran. Orang yang bahagia adalah orang yang kesukaannya ialah Allah dan Taurat-Nya dan yang merenungkan Firman Allah siang dan malam. Kebahagiaan rohani dalam Alkitab ditujukan kepada orang tertentu. Dengan kata lain, orang seperti ini bahagia karena Allah melimpahkan kebahagiaan kepadanya. Ia bahagia karena ia berbahagia di dalam Allah. Allah yang akan membuatnya berbahagia. Allah membawa keceriaan kepada orang tertentu. Jika Anda adalah orang seperti itu, maka Anda akan berbahagia. Anda akan mendapat berkat Tuhan yang membuat Anda bahagia dan ceria. 2. “… Orang miskin. Siapakah orang-orang yang diberkati oleh Allah dengan kebahagiaan? Kata-katanya berbunyi Berbahagialah orang-orang miskin.’ Hal ini sama sekali bertentangan dengan anggapan dunia. Semboyan dunia ialah Berbahagialah orang kaya.’ Namun Yesus menjungkirbalikkan segalanya dengan berkata, “Berbahagialah … orang miskin.” Ini merupakan azas fundamental kerajaan Allah semua nilai dunia ini dijungkirbalikkan. Inilah azas pertama yang perlu dimengerti. Terjadi perubahan fundamental dalam tatanan, atau penentuan nilai. Untuk memahami berbahagialah orang miskin,’ pertama-tama Anda harus mengetahui, apakah Anda miskin atau tidak? Jikalau Anda tidak miskin, Anda tidak perlu mendengar ajaran Yesus ini karena tidak ada sangkut pautnya dengan Anda karena ajaran ini mengatakan, “Berbahagialah orang miskin.” Apakah Anda Miskin? Apakah kita miskin atau kaya? Adalah tragedi besar untuk orang yang miskin, tetapi berpikir bahwa mereka kaya. Hal ini sering terjadi di antara orang Kristen, terutama di generasi sekarang. Banyak orang Kristen yang miskin tetapi berpikir bahwa mereka kaya. Akan tetapi karena mereka berpikir bahwa mereka itu kaya, mereka telah kehilangan berkat Tuhan. Karena Anda tidak saja harus miskin, tetapi Anda juga harus tahu bahwa Anda miskin. Kalau tidak, maka Anda berpikir bahwa Anda kaya dan Anda tidak menggolongkan diri Anda di antara orang miskin – Wahyu 317. Tidak tahu’ artinya mereka berpikir bahwa mereka kaya dan tidak kekurangan apa-apa; tetapi mereka tidak tahu kemalangan dan kemelaratan mereka. Orang-orang Farisi di Yoh. 940-41, “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta? Kami tidak buta.” Yesus berkata kepada mereka, “Karena kamu berkata bahwa kamu tidak buta sedangkan sebenarnya kamu buta, maka tetaplah dosamu”. Menjadi buta dan tidak mengetahui bahwa Anda buta; menjadi miskin dan tidak mengetahui bahwa Anda miskin, ini merupakan pembohongan diri sendiri. Hal ini sangat menyedihkan. Ada orang yang berpikir bahwa mereka sehat sedangkan sebenarnya mereka sakit. Mungkin mereka merasa sehat, akan tetapi saat ini, di dalam diri beberapa orang, mungkin sudah ada benih kanker mematikan, tetapi mereka merasa sehat. Orang sakit yang tahu bahwa dirinya sakit hidup lebih lama. Aneh! Sering kali saya memikirkannya di dalam Kitab Suci, “Kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat.” - Pengkhotbah 911. Tidak ada hal yang begitu menyedihkan. Tentu saja, dalam hal ayah saya, tidak mungkin ia mengetahui bahwa ia sekarat, bahwa penyakit kanker itu sudah ada di dalam tubuhnya. Namun secara rohani kita bisa mengetahuinya, karena Roh Allah ada di sini untuk menunjukkan kepada kita penyakit pembawa maut yang ada di dalam jiwa kita. Jadi, tahukah Anda apakah Anda miskin atau tidak? Mungkin Anda merasa bahwa Anda tidak miskin, dan karena Anda tidak merasa diri Anda miskin, maka Anda merasa bahwa kata-kata Yesus itu tidak berkenaan dengan Anda. “Berbahagialah orang miskin” dan Anda berkata, “Aku tidak miskin.” Jadi Anda bisa saja berpaling. Siapa perlu mendengar itu? Siapa perlu mendengar Khotbah di Bukit? Ini adalah pesan untuk orang miskin. Mengingat bahwa Anda kaya, atau Anda merasa Anda cukup berada, Anda tidak memerlukannya. Kalau begitu mari kita bahas apakah itu kemiskinan. Apakah artinya miskin itu? Bersambung .....!
Lihat definisi kata “Bahagia” dalam Penekanan Kata Bahagia, Kegembiraan Bani adam-Bani adam Polos [pedoman] 1. Berada di privat Allah. Mazm 7325,26 2. Yang berpegang kepada Tuhan. Ams 317,18 3. Diajarkan oleh Kristus. Mat 53-12 4. Diperoleh karena Takut akan Sang pencipta. Mazm 12812; Ams 2814 Percaya akan Tuhan. Ams 1620; Fili 46,7 Perkataan Kristus. Yoh 1713 Melakukan ucapan-Nya. Mazm 409; Yoh 1317 Keselamatan. Ul 3329; Yes 122,3 Berharap puas Yang mahakuasa. Mazm 1465 Penyambutan akan mahamulia Allah. Rom 52 Yang mahakuasa itu Tuhannya. Mazm 14415 Tuhan itu penolongnya. Mazm 1465 Memuji Tuhan. Mazm 1353 Berkasihan. Mazm 1331 Ditegur Allah. Ayub 517; Yak 511 Menderita sengsara karena Kristus. 2Kor 1210; 1Pet 314; 413,14 Menaruh lepas kepada orang yang menderita. Ams 1421 Mendapat habuan hikmat. Ams 313 5. Mendapat kepuasan yang meluap-limpah. Mazm 369; 636 Lihat definisi perkenalan awal “Bahagia” dalam Pendalaman Pengenalan
Cari
arti kata bahagia dalam alkitab